Jumat, 29 Agustus 2014

Saluran Distribusi



1.PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Setiap perusahaan barang dan jasa tidak akan terlepas dari masalah penyaluran barang yang dihasilkan stau barang yang akan di jual ke masyarakat.Para produsen berhak menentukan kebijaksanaan distribusi yang akan dipilih dan di sesuaikan dengan jenis barang serta luasnya armada penjualan yang akan digunakan.Jika perusahaan berada dalam persaingan yang semakin tajam, perusahaan harus segera mengadakan penelitian terhadap pasarnya.Penelitian pasar tersebut bertujuan untuk mengetahui kebutuhan serta selera konsumen dan jika mungkin menstimulir permintaan serta menciptakan langganan.Suatu perusahaan dikatakan berhasil di dalam marketing apabila perusahaan tersebut dapat memasarkan barang-barangnya secara luas dan merata dengan mendapatkan keuntungan yang maksimal.Pada umumnya, kemacetan dalam mendistribusikan barang-barang dan jasa-jasa akan banyak menimbulkan kesulitaan baik dipihak konsumen maupun produsen. Kesulitan yang akan terjadi di pihak produsen meliputi terganggunya penerimaan penjualan sehingga target penjualanyang telah di tentukan tidak dapat terpenuhi. Hal ini akan menyebabkan arus pendapatan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melangsungkan kontinuitasnya tidak dapat diharapkan.Sedangkan kesulitan yang akan timbul di pihak konsumen akan menyebabkan tendensi harga yang meningkat. Tendensi harga yang meningkat terjadi akibat berkurangnya barang yang ditawarkan di pasar. Oleh karena itu sangatlah tepat apabila perusahaan memahami kebijaksanaan distribusi terutama yang menyangkut pemilihan saluran distribusi dan penentuan distribusi fisik.Distribusi juga sering dikenal sebagai bagian dari pemasaran. Dimana pemasaran juga diartikan sebagai proses distribusi. Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen dan konsumen. Perantara tersebut dapat digolongkan ke dalamdua golongan, yaitu ; Pedagang perantara dan Agen perantara. Perbedaannya terletak pada aspek  pemilikan serta proses negoisasi dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut.Saluran distribusi dikemukakan oleh 2 ( dua ) orang ahli, yaitu :
 

Menurut Winardi (1989) yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah sebagai berikut:
“saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama
lain yang menyalurkan produk – produk kepada pembeli.”

Menurut Philip Kotler (1997 )mengemukakan bahwa :“saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.”


Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan.Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.


Salah satu distribusi barang adalah distribusi hasil-hasil pertanian yang berupa hasil tanaman hortikultura.Hortikultura, dalam bahasa asing horticulture, gartenbau atau tainbouw, meliputi tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan. Merupakan suatu bagian dari 3 pertanian umum, yang hasilnya kebanyakan tidak tahan lama, namun dibutuhkan setiap hari dalam keadaan segar. Hasil hortikultura merupakan barang pasaran sehari-hari, berbeda dengan hasil pertanian yang lain yang merupakan barang pasar timbunan, yang dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Ruang Lingkup Hortikultura termasuk dalam ilmu  Agronomi (bercocok tanam umum) Hortikultura berasal dari kata Hortos : yang berarti Kebun dan Colere : yang berarti mengusahakan (budidaya), jadi Hortikultura merupakan penguasaan khusus meliputi tanaman sayur – sayuran, tanaman hias, dan tanaman buah – buahan yang meliputi aspek ; cara bercocok tanam, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit. Tanaman hias dan bunga potong telah berkembang sejak 1983 di daerah Jakarta, JawaBarat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Timur, Yang terdiri dari bunga potong, tanaman hias pot, tanaman hias pohon, anggrek, anyelir, mawar, krisan, gladiol, dan lain sebagainya. Tanaman sayuran memegang peranan, penting namun dilihat dari peningkatan eksportnya peranan buah  – buahan cukup besar. Sedangkan bunga potong dan tanaman hias terutama dihasilkan pada daerah dataran tinggi kecuali jenis Anggrek dapat dibudidayakan di dataran rendah.Berdasarkan uraian di muka didapat hal yang layak untuk diketahui dan dipelajari, yaitu bagaimana saluran distribusi pada hasil tanaman hortikultura terjadi.


1.2. Maksud dan Tujuan
Menstudi dan mempelajari saluran distribusi hasil tanaman hortikultura yang terjadi.


1.3. Ruang Lingkup Permasalahan
Dalam prosesnya selama kegiatan magang berlangsung yang akan dilakukan adalahmenstudi kegiatan distribusi hasil tanaman hortikultura yang berlangsung di Dinas PertanianKabupaten Karo.

Dalam hal ini yang dimaksud distribusi adalah kegiatan penyaluran hasil tanaman hortikultura dari produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia.Hasil tanaman hortikultura adalah tanaman yang berupa sayur-sayuran yang pada umumnya dibutuhkan dalam keadaan segar. Tanaman hortikultura juga sering disebut dengan tanaman muda, karena dapat menghasilkan dalam usia sekitar 3-4 bulan, tanaman ini bersifathanya sekali panen saja. 4 Kabupaten Karo Sumatera Utara, sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian.Berdasarkan suhu udara, ketinggian, kelembapan dan curah hujan daerah ini sangat ideal sebagai daerah pertanian. Jenis hortikultura yang dibudidayakan di daerah ini adalah beragam jenis sayur-sayuran untuk kebutuhan pasar. Jenis tanah di daerah ini juga cenderung tergolong andosol yang sangat subur.


1.4.  Manfaat Kegiatan.
1. Menambah kasanah ilmu tentang pemasaran.
2. Memberikan gambaran secara jelas kepada para pengguna hasil tanaman hortikulturatentang distribusi hasil tanaman hortikultura di Kabupaten Karo.
3. Menambah kemampuan dan penjelasan didalam memahami dan mempelajari pemasaran,khususnya bagi tanaman hortikultura.
 






2.  KERANGKA TEORI

2.1.  Distribusi barang dalam pemasaran

Pada dasarnya distribusi adalah bagian dari proses pemasaran. Dalam melakukan pendistribusian pada tanaman hortikultura, maka harus memperhatikan kesegaran tanaman tersebut. Karena dalam perdagangannya tanaman ini harus selalu terlihat segar, agar mendapat nilai jual yang tinggi. Dimana tanaman ini juga dapat disebut sebagai pasaran sehari-hari, karena itu tanaman hortikultura harus dipanen secara terus menerus dan tida berumur panajang, bahkan terkadang hanya dapat dilakukan sekali panen saja.Pengertian lain dari distribusi ialah kegiatan penyaluran hasil produksi berupa barang dan jasa dari produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia. Pihak yang melakukan kegiatan distribusi disebut sebagai distributor. Contoh dari kegiatan distribusi adalah penyaluran hasil panen petani ke kota-kota.Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat didalamnya,yaitu :

1.) Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of distribution / marketing channel).

2.)Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang(Physical distribution)

Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen dan konsumen. Perantara tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu :Pedagang perantara dan agen perantara. Perbedaannya terletak pada aspek pemilikan serta proses negoisasi dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut. Pedagang perantara(merchant middlema),  bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang mempunyai hak atas kepemilikan barang. Ada dua kelompok yang termasuk dalam pedagang perantara, yaitu : pedagang besar dan pengecer. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa produsen juga dapat bertindak sekaligus sebagai pedagang, karena selain membuat barang juga memperdagangkannya.Agen perantara (Agent middle man), tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang mereka tangani. Mereka dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu :

1.)Agen Penunjang
a)      Agen pembelian dan penjulan
b)      Agen Pengangkutan
c)      Agen Penyimpanan
2.)Agen Pelengkap
a)      Agen yang membantu dalam bidang financial
b)      Agen yang membantu dalam bidang keputusan
c)      Agen yang dapat memberikan informasi
d)     Agen khusus


Menurut Philip Kotler (1993) agar suatu kegiatan penyaluran barang dapat berjalan dengan baik(efektif dan efisien) maka para pemakai saluran pemasaran harus mampu melakukan sejumlah tugas penting, yaitu :

1.)Penelitian, yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk perencanaan dan melancarkan pertukaran.

2.)Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang persuasive mengenai penawaran.

3.)Kontak, yaitu melakukan pencarian dan menjalin hubungan dengan pembeli.

4.)Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai dengan permintaan pembel itermasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian dan pengemasan.
 
5.) Negoisasi, yaitu melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan lain-lain sehubungan dengan penawaran sehingga pemindahan pemilikan atau penguasaan bias dilaksanakan.

6.)Disrtibusi fisik, yaitu penyediaan sarana transportasi dan penyimpanan barang.

7.)Pembiayaan, yaitu penyediaan permintaan dan pembiayaan dana untuk menutup biayadari saluran pemasaran tersebut.

8.)Pengambilan resiko, yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.

Kelima tugas pertama membantu pelaksanaan transaksi dan tiga yang terakhir membantu penyelesaian transaksi. Semua tugas diatas mempunyai tiga persamaan, yaitu menggunakan sumber daya yang langka, dilaksanakan dengan menggunakan keahlian yang khusus, dan bisa dialih-alihkan diantara penyalur. Apabila perusahaan/produsen menjalankan seluruh tugas diatas,maka biaya akan membengkak dan akibatnya harga akan menjadi lebih tinggi. Ada beberapa alternatif saluran (tipe saluran) yang dapat dipakai. Biasanya alternatif saluran tersebut didasarkan pada golongan barang konsumsi barang industri.Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsi. Pembeliannya didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen. Jadi, pembelinya adalah pembeli konsumen akhir bukan pemakai industri, bukan pemakai karena industri barang-barang tersebut tidak diproses lagi, melainkan dipakai sendiri (Basu Swasta, 1984).Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lagi untuk kepentingan dalam industri. Jadi, pembeli barang industry ini adalah perusahaan, lembaga, atau organisasi,termasuk non laba (Basu Swasta, 1984).Berdasarkan pengertian diatas, maka seperti halnya pupuk itu digolongkan ke dalam golongan barang industri, sebab pupuk dibeli petani bukan untuk dikonsumsi tetapi untuk digunakan dalam produksi pertaniannya. Berikut ini digambarkan beberapa tipe saluran untuk  barang konsumsi dan barang industri

Tipe saluran untuk barang konsumen
Saluran 1 : Produsen → Konsumen

Saluran 2 : Produsen → Pedagang eceran → Konsumen

Saluran 3 : Produsen → Grosir → Pedagang eceran → Konsumen

Saluran 4 : Produsen → Agen → Grosir → Pedagang eceran → Konsumen

Tipe saluran untuk barang industri
Saluran 1 : Produsen → Pemakai industry

Saluran 2 : Produsen → Distributor industry → Pemakai industry

Saluran 3 : Produsen → agen → distributor industry → pemakai industry

Saluran 4 : Produsen→ agen → pemakai industry


Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan didalam memilih saluran distribusi,factor tersebut antara lain :

1)  Jenis barang yang dipasarkan
2)  Produsennya
3)  Penyalur yang bersedia ikut mengambil bagian
4)  Pasar sasaranSistem distribusi bertujuan agar benda-benda hasil produksi sampai kepada konsumen dengan lancar, tetapi harus memperhatikan kondisi produsen dan sarana yang tersedia dalam masyarakat, dimana sistem distribusi yang baik akan sangat mendukung kegiatan produksi dan konsumsi. Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan beberapa jenis distribusi yang dapat dikelompokkan:

1.)Distribusi langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada konsumen.

2.)Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.

3.)Distribusi tidak langsung. Pada sistem ini produsen tidak langsung menjual hasil produksinya, baik berupa benda ataupun jasa kepada pemakai melainkan melalui perantara.Tujuan saluran distribusi adalah untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran distribusi.Saluran melaksanakan dua kegiatan penting untuk  mencapai tujuan, yaitu mengadakan penggolongan produk dan mendistribusikannya. Penggolongan produk menunjukkan jumlah dari berbagai keperluan produk yang dapat  memberikan kepuasan pada pasar. Jadi barang atau jasa merupakan sebagian dari penggolongan produk yang menunjukkan jumlah dari berbagai keperluan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada pasar dan mempunyai tingkat hargatentu.Kegiatan distribusi, secara ekonomis, merupakan suatu kegiatan ekonomi yang berupaya menambah manfaat atau nilai guna suatu barang melalui proses pemindahan tempat dan pengaturan waktu. Melalui kegiatan inilah suatu produk akan disalurkan pada tempat dan waktu yang tepat.Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua dalam rangka menjadikan suatu produk tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, dan tempat yang tepat. Dalam hubungan itu, Dewan Manajemen Distribusi Fisik Nasional Amerika Serikat mendefinisikan distribusi fisik sebagai berikut :

“ Suatu rangkaian aktivitas yang luas mengenai pemindahan barang jadi secara
efisien dari akhir batas produksi kepara konsumen, serta didalam beberapa hal mencakup
 pemindahan bahan mentah dari suatu pembekal keawal batas produksi “.

Manajemen distribusi fisik hanyalah satu diantara istilah deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan suatu pengendalian atas pemindahan barang seperti didefinisikan dimuka. Hal ini sering pula diistilahkan sebagai manajemen logistik atau logistik pemasaran. Namundemikian, apapun istilah yang digunakan konsep dasarnya adalah sama. Secara terperinci, kegiatan yang ada dalam kegiatan distribusi fisik dapat dibagi kedalam lima macam (BasuSwasta, 1984) yaitu :
 
1.)  Penentuan lokasi persediaan dan sistem penyimpanannya
            Kebijaksanaan terhadap lokasi persediaan didasarkan pada strategi yang diinginkan,apakah secara memusat (konsentrasi) ataukah menyebar (dispersi) dipasarnya. Jika perusahaan mengkonsentrasikan persediaannya, maka akan memudahkan dalam mengadakan pengawasan.Selain itu, juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan penanganan barangnya. Namundari segi lain dapat terjadi bahwa beban pengangkutan akan meningkat dan pengantaran barang kebeberapa segmen pasar akan terlambat. Dan jika perusahan menyebarkan persediaannya ke beberapa lokasi, maka keadaannya akan berlainan, dan merupakan kebalikan dari konsentrasi.Penyimpanan erat kaitannya dengan pergudangan, biasanya perusahaan yang tidak mempunyai fasilitas penyimpan sendiri umumnya menyewa kepada lembaga atau perusahaan lain atau disebut gudang umum. Besarnya sewa yang harus dibayar ditentukan menurut besarnya ruangan yang digunakan.

2.) Sistem penanganan barang

a)      Paletisasi, penanganan barang-barang baik itu berupa bahan baku maupun barang jadi dipakai suatu alat yang disebut palet. Dengan alat ini barang-barang dapat dipindahkan secara cepat. Penggunaannya akan lebih ekonomis apabila material yang ditangani jumlahnya besar.

b)      pengemasan, barang-barang yang ditangani ditempatkan dalam suatu kemasan atau peti kemas baik dari logam, kayu, ataupun bahan yang lain. Biasanya kemasan ini dibuat dalam ukuran-ukuran tertentu sehingga sangat mudah dalam pengangkutannya.

c)      Sistem pengawasan persediaan faktor penting yang lain dalam sistem distribusi fisik adalah mengadakan pengawasan secara efektif terhadap komposisi dan besarnya persediaan. Adapun tujuan dari pengawasan persediaan adalah meminimumkan jumlah persediaan yang diperlukan, dan meminimumkan fluktuasi dalam persediaan sambil melayani pesanan dari pembeli. Besarnya persediaan sangat ditentukan oleh keseimbangan kebutuhan pasar dengan faktor biaya. Sedangkan permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan analisis ramalan penjual

d)     Prosedur memproses pesanan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk memproses pesanan antara lain: menyelenggarakan kegiatan kantor secara teratur, membuat barang dengan baik, serta menyampaikannya kepada pembeli. Jika perusahaan tidak sanggup atau tidak mampumelaksanakan pesanan, maka ia harus memberitahu kepada pembeli.

e)      Pemilihan metode pengangkutan dalam hal ini, rute dan rit pengangkutan merupakan faktor yang penting, dan mempunyai hubungan yang erat dengan pasar atau daerah penjualan, serta lokasi persediaannya. Selain itufasilitas pengangkutan yang ada juga merupakan faktor penentu.Fungsi distribusi dilakukan oleh badan usaha atau perorangan sejak pengumpulan barang dengan jalan membelinya dari produsen untuk disalurkan ke konsumen, berdasarkan hal tersebut maka fungsi distribusi terbagi atas: fungsi pertukaran, dimana kegiatan pemasaran atau jual beli barang atau jasa yang meliputi pembelian, penjualan, dan pengambilan resiko (untuk mengatasi resiko bisa dilakukan dengan menciptakan situasi dan kondisi pergudangan yang baik, mengasuransikan barang dagangan yang akan dan sedang dilakukan).Fungsi penyediaan fisik, berkaitan dengan menyediakan barang dagangan dalam jumlah yang tepat mencakup masalah pengumpulan, penyimpanan, pemilahan, dan pengangkutan.Fungsi penunjang, ini merupakan fungsi yang berkaitan dengan upaya memberikan fasilitas kepada fungsi-fungsi lain agar kegiatan distribusi dapat berjalan dengan lancar, fungsi ini meliputi pelayanan, pembelanjaan, penyebaran informasi, dan koordinasi.Fungsi produksi merupakan hubungan antara input yang berupa sumber daya perusahaan dengan output yang berupa barang dan jasa.Fungsi produksi terikat pada hukum yang disebut
1.      “law of diminishing returns.”
2.      Hukum tersebut menjelaskan pertautan antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan.
 
2.2.Distribusi hasil tanaman hortikultura

Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Pengembangan agri bisnis komoditi hortikultura banyak diusahakan saat ini didukung oleh keadaan geografis Indonesia yang sangat menguntungkan,seperti kondisi lahan yang subur, klimatologi yang baik, serta ketersediaan air yang memadai.Peranan hortikultura tentunya sangat berarti dalam penyerapan tenaga kerja khususnya di daerah pedesaan.Produk hortikultura terdiri dari jenis tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias,tanaman obat. Menurut Studi Penawaran dan Permintaan Komoditas Unggulan Hortikultura dalam Khairina (2006), komoditas hortikultura paling sedikit memiliki tiga peranan yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai sumber pendapatan masyarakat, sebagai bahan pangan masyarakat khususnya sumber vitamin (buah-buahan), mineral (sayuran) dan bumbu masak, dan sebagai sumber devisa negara non migas. Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura.Pengembangan agribisnis komoditi hortikultura banyak diusahakan saat ini didukung oleh keadaan geografis Indonesia yang sangat menguntungkan, seperti kondisi lahan yang subur, klimatologi yang baik, serta ketersediaan air yang memadai. Peranan hortikultura tentunya sangat berarti dalam penyerapan tenaga kerja khususnya di daerah pedesaan.Cara memperdagangkan tanaman hortikultur sedikit berbeda dengan hasil pertanian yanglain, pada hasil holtikultura, dalam pendistribusiannya atau perdagangannya yang paling diutamakan adalah kesegarannya. Negara Amerika dan Eropa, perkebunan ini merupakan sumber devisa yang sangat penting dan diusahakan dengan modal yang besar, di Negara Belandatak segan-segan mengeluarkan uang berjuta-juta untuk membuat rumah-rumah kaca, yang luarnya berpuluh-puluh hektar untuk tempat menanam tanaman hortikultura. Sedangkan di Indonesia sendiri tanaman hortikultura mempunyai aspek social maupun ekonomi, karenanya terdapat dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk pekarangan dan dalam bentuk penanaman khusus cara distribusi yang digunakan pada hasil tanaman hortikultura sangat berpengaruh dalam perkembangan pemasaran hasilnya kepada konsumen, jadi sebelum melakukan distribusi maka para produsen harus benar-benar mengetahui apa yang dibutuhkan oleh para konsumen.

Kegiatan distribusi pada hasil tanaman hortikultura keadaan barang biasanya harus dalam keadaan segar, karena barang tersebut langsung dikonsumsi oleh para konsumen.Dalam distribusi hasil tanaman hortikultura jarang sekali ada pedagang perantara, karenasifat barangnya yang sangat mudah rusak dan juga gampang layu, maka pada umumnya para petani langsung bertindak sebagai pedagang. Namun untuk beberapa tanaman tertentu ada juga yang mejadi pedagang perantara, ini biasanya dilakukan oleh pedagang besar dan juga pengecer yang langsung membeli dari para petani.Dalam distribusi hasil tanaman hortikultura, maka yang berperan sebagai ager penunjang adalah petani, dimana para petani dapat langsung mengangkut barang sendiri dari lahan ke pasar dan dapat langsung dijual kepada pedagang perantara maupun kepada konsumen secara langsung.Tipe saluran konsumen yang terjadi didistribusi hasil tanaman hortikultura ialah sebagai berikut :
Saluran 1 : Petani→Konsumen
Saluran 2 : Petani → Pedagang Pengecer → Konsumen

 Factor-faktor yang dipertimbangkan didalam memilih saluran distribusi adalah :
1)  Jenis hasil tanaman yang dipasarkan
2)  Petaninya
3)  Pasar sasarannya.

Jenis distribusi yang digunakan dalam hal ini adalah jenis distribusi yang langsung dan juga distribusi tidak langsung. Distribusi langsung, para petani langsung menjual barangnya kepada para konsumen. Sedangkan distribusi semi langsung, para petani menjual barang hasil tanaman hortikulturanya melalui para pedagang pengecer.Dalam kegiatan distribusi ada yang disebut dengan distribusi fisik. Maka dalam kegiatan distribusi hasil tanaman hortikultura ini distribusi fisik yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1)      Penentuan lokasi dan penyimpanan barang, biasanya dilakukan apabila barang tersebut akan diekspor atau dikirim ke beberapa kota terdekat yang ada disekitar daerah produksi.Contohnya adalah kentang di ekspor ke Malaisya,Singapura,Brunei, USA. Tomat di ekspor ke Malaisya dan Singapura. Kubis di ekspor ke Malaisya, Singapura, Jepang, Taiwan dan Pakistan. Kubis bunga ke Malaisya, Singapura dan Hongkong. Wortel ke Malaisya,Singapura, Pakistan dan Hongkong. Buncis ke Malaisya, Singapura, Hongkong dan Jepang.Arcis ke Malaisya dan seledri ke Malaisya dan Singapura. Tanaman-tanaman tersebut dapat di ekspor karena daya tahannya yang cukup lama dibanding dengan tanaman hortikultura yang lainnya.

2)      Sistem penanganan barang, pengemasan yang dilakukan harus sangat hati-hati karena barang-barang hasil tanaman hortikultura sangat gampang rusak. Teurutama pengemasan barang-barang yang akan diekspor keluar negeri harus dengan sangat hati-hati, karena inisangat menyangkut kepercayaan pikah luar terhadap barang yang akan kita ekspor dan juga menyangkut pemasukan devisa Negara tentunya. Pengemasan barang ini biasanya dilakukan dengan peti kemas yang terbuat dari kayu, logam dan lain-lain.

3)      Pemilihan metode pengangkutan, biasanya yang sangat berpengaruh adalah jarak dari lahan ke pasar atau daerah penjualan..
 





Daftar Pustaka



Satiadirendja, Soeparma. 1969. Holtikultura. Jakarta : c.v. YasagunaIhalauw, Jhon J.O.I, Raharjo, Lianti & Matrutty, Eko S.H.R. 2002.
Manajemen Distribusi dan Logistik. Salatiga : Fakultas Ekonomi, Universitas Satya WacanaAnonim, 1997.
Pengertian Distribusi dan Fungsi Distribusi. Mengerjakantugas.blogspot.comAnonim, 1997.
Pengertian dan Fungsi Distribusi. Devoav.webnode.comAnonim, 2005.
Bitstream. Respository.usu.ac.idAnonim, 2009.
Pengertian Distribusi. Dansite.Wordpress.com

Proposal ilmu resep tentang salep



1. Pendahuluan
A.    Pengertian Salep

 Menurut Farmakope Indonesia Edisi III: Salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lunak yang mudah dioleskan dan digunaka untuk pemakaian luar. Menurut farmakope edisi IV sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir.  Menurut DOM Salep adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Menurut Scoville’s salep terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan. Menurut Formularium Nasional salep adalah sedian berupa masa lembek, mudah dioleskan, umumnya lembek dan mengandung obat, digunakan sebagai obat luar untuk melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau tengik. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 % ( Anief, 2005).
Kerugian salep misalnya pada salep basis hidrokarbon
·                     sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda pada pakaian serta sulit tercuci oleh air sehingga sulit dibersihkan dari permukaan kulit.
·                     Hal ini menyebabkan penerimaan pasien yang rendah terhadap basis hidrokarbon jika dibandingkan dengan basis yang menggunakan emulsi seperti krim dan lotion.
·                     Sedangkan pada basis lanonin, kekurangan dasar salep ini ialah kurang tepat bila dipakai sebagai pendukung bahan-bahan antibiotik dan bahan-bahan lain yang kurang stabil dengan adanya air.
·                     Keuntungan salep misalnya salep dengan dasar salep lanonin yaitu, walaupun masih mempunyai sifat-sifat lengket yang kurang menyenangkan, tetapi mempunyai sifat yang lebih mudah tercuci dengan air dibandingkan dasar salep berminyak.

 Fungsi salep adalah :
a)      Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit
b)      Sebagai bahan pelumas pada kulit
c)      Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair dan rangsang kulit ( Anief, 2005).


a)           Persyaratan salep menurut FI ed III
a.            Pemerian tidak boleh berbau tengik.
b.            Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10 %.
c.            Dasar salep

a.            Homogenitas, Jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.
b.            Penandaan,pada etiket harus tertera “obat luar” (Syamsuni, 2005).

Salep yang baik memiliki sifat – sifat sebagai berikut :
a)      Stabil : baik selama distribusi, penyimpanan, maupun pemakaian. Stabilitas terkait dengan kadaluarsa, baik secara fisik (bentuk, warna, bau, dll) maupun secara kimia ( kadar/kandungan zat aktif yang tersisa ). Stabilitas dipengaruhi oleh banyak factor, seperti suhu, kelembaban, cahaya, udara, dan lain sebagainya.
b)      Lunak : walaupun salep pada umumnya digunakan pada daerah/wilayah kulit yang terbatas, namun salep harus cukup lunak sehingga mudah untuk dioleskan.
c)      Mudah digunakan: supaya mudah dipakai, salep harus memiliki konsistensi yang tidak terlalu kental atau terlalu encer. Bila terlalu kental, salep akan sulit dioleskan, bila terlalu encer maka salep akan mudah mengalir/meleleh ke bagian lain dari kulit.
d)      Protektif : salap – salep tertentu yang diperuntukkan untuk protektif, maka harus memiliki kemampuan melindungi kulit dari pengaruh luar misal dari pengaruh debu, basa, asam, dan sinar matahari.
e)      Memiliki basis yang sesuai : basis yang digunakan harus tidak menghambat pelepasan obat dari basis, basis harus tidak mengiritasi, atau menyebabkan efek samping lain yang tidak dikehendaki.
f)       Homogen : kadar zat aktif dalam sediaan salep cukup kecil, sehingga diperlukan upaya/usaha agar zat aktif tersebut dapat terdispersi/tercampur merata dalam basis. Hal ini akan terkait dengan efek terapi yang akan terjadi setelah salep diaplikasikan ( Saifullah, 2008 : 63, 64 ).


·         Suatu dasar salep yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1.      Tidak menghambat proses penyembuhan luka/penyakit pada kulit tersebut.
2.      Di dalam sediaan secara fisik cukup halus dan kental.
3.      Tidak merangsang kulit.
4.      Reaksi netral, pH mendekati pH kulit yaitu sekitar 6-7.
5.      Stabil dalam penyimpanan.
6.      Tercampur baik dengan bahan berkhasiat.
7.      Mudah melepaskan bahan berkhasiat pada bagian yang diobati.
8.      Mudah dicuci dengan air.
9.      Komponen-komponen dasar salep sesedikit mungkin macamnya.
10.  Mudah diformulasikan/diracik


     Kualitas dasar salep meliputi:
a.       Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam kamar.
 
a.       Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi,inflamasi dan ekskloriasi.
b.      Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit.
c.       Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas obatnya pada daerah yang diobati.
d.      Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat atau cair pada pengobatan (Anief, 2005).

Salep dapat digolongkan berdasarkan konsistensi, sifat farmakologi, bahan dasarnya dan formularium nasional antara lain:  
     
Menurut konsistensi, salep di bagi  :
a)      Unguenta : Salep yang memiliki konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan
b)      Krim ( cream ): Salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.
c)      Pasta : Salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat ( serbuk) berupa suatu salep tebal karena merupakan penutup/pelindung bagian kulit yang diolesi.
d)     Cerata Salep berlemak yang mengandung persentase lilin ( wax) yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras ( ceratum labiale ).
e)      Gelones / spumae/ jelly : Salep yang lebih halus, umumnya cair , dan sedikit mengandung atau tidak mengandung mukosa ; sebagai pelicin atau basis, biasanya berupa campuran sederhana yang terdiri dari minyak dan lemak dengan titik lebur rendah. Contoh : starch jelly ( amilum 10% dengan air mendidih).
     
Menurut sifat farmakologi / terapetik dan penetrasinya:
a)   Salep epidermik ( epidermic ointment, salep penutup)
Salep ini berguna untuk melindungi kulit, menghasilkan efek lokal dan untuk meredakan rangsangan / anestesi lokal ; tidak diabsorbsi ; kadang-kadang ditambahkan antiseptik atau astringent. Dasar salep yang baik untuk jenis salep ini adalah senyawa hidrokarbon.
b)   Salep endodermik
Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit, tetapi tidak melalui kulit ; terabsorbsi sebagian dan digunakan untuk melunakkan kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang terbaik adalah minyak lemak.
c)   Salep diadermik
Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit untuk mencapai efek yang diinginkan. Misalnya, salep yang mengandung senyawa merkuri iodida atau belladona.

Menurut dasar salepnya:
a)   Dasar salep hidrofobik.
Salep yang tidak suka air atau salep yang dasar salepnya berlemak (greassy bases): tidak dapat dicuci dengan air. Misalnya, campuran lemak-lemak , minyak lemak, malam.

b)   Dasar salep hidrofilik.
Salep yang suka air atau kuat menarik air, biasanya mempunyai dasar salep tipe o/w.
B.     Bahan Dasar Pembuatan salep
Salep dasar adalah zat pembawa dengan massa lembek, mudah dioleskan, umumnya berlemak, dapat digunakan bahan yang telah mempunyai massa lembek atau zat cair, zat padat yang terlebih dahulu diubah menjadi massa yang lembek. Jika dalam komposisi tidak disebutkan salep dasar, maka dapat digunakan vaselin putih. Jika dalam komposisi disebutkan salep dasar yang cocok.
Pemilihan salep dasar yang dikehendaki harus disesuaikan dengan sifat obatnya dan tujuan penggunaannya.
·         
    Salep Dasar-I
Salep dasar –I umunya digunakan vaselin putih, vaselin kuning, campuran terdiri dari 50 bagian Malam putih dan 950 bagian vaselin putih, campuran terdiri dari 50 bagiian Malam kuning dan 950 bagian vaselin kuning atau salep dasar lemak lainnya seperti minyak lemak nabati, lemak hewan atau campuran Parafin cairr dan Parafin padat. Salep dasar-I sangat lengket pada kulit dan sukar dicuci; agar mudah dicuci dapat ditambahkan surfaktan dalam jumlah yang sesuai.

·         Salep Dasar-II
Salep Dasar-II umumnya digunakan lemak bulu domba, zat utama lemak bulu domba terutama kolesterol, campuran terdiri dari 30  bagian kolesterol, 30 bagian stearilalkohol, 80 bagian Malam putih dan 860 bagian vaselin putih, atau salep dasar sarap lainnya yang cocok. Salep dasar-II mudah menyerap air.

·         Salep Dasar-III
Salep dasar-III dapat digunakan ca,puran yang terdiri dari 0,25 bagian Metil paraden, 0,15 bagian Propil parapen, 10 bagian Natrium laurilsulfat, 120 bagian Propilenglikol, 20 bagian Sterilalkohol, 20 bagian vaselin putih dan air secukupnya hingga 1000 bagian, atau salep dasar emulsi lainnya yang cocok. Salep dasar-III mudah dicuci.

·         Salep Dasar-IV
Salep dasar-IV dapat digunakan campuran yang terdiri dari 25 bagian poliglikol 1500, 40 bagian poliglikol 4000 dan propilenglikol atau gliserol secukupnya hingga 100 bagian, atau salep dasar larut lainnya yang cocok.



Berdasarkan komposisi dasar salep dapat digolongkan sebagai berikut:
     Dasar salep hidrokarbon,yaitu terdiri dari antara lain:
-          Vaselin putih,Vaselin kuning.
-          Campuran Vaselin dengan malam putih, malam kuning.
-          Parafin encer, Parafin padat.
-          Minyak tumbuh-tumbuhan

     Dasar salep serap, yaitu dapat menyerap air terdiri antara lain:
-          Adeps lanae
-          Unguentum Simplex

Campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen Hydrophilic petrolatum 86 Vaselin Alba,8 Cera Alba,3 Stearyl alcohol, dan 3 kolesterol(IMO,52-53)
Zat-zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep,Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam vaselin. Champora, Mentholum, Phenolum, Thymolum dan Guayacolum lebih mudah dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep mengandung vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan tambahkan sebagian (+ sama banyak) Vaselin sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar salep yang lain. Champora dapat dihaluskan dengan tambahan Spiritus fortior atau eter secukupnya sampai larut setelah itu ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit, diaduk sampai spiritus fortiornya menguap. Bila zat-zat tersebut bersama-sama dalam salep, lebih mudah dicampur dan digerus dulu biar meleleh baru ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit (IMO,hal 55)
Salah satu macam salep adalah salep mata yang digunakan pada mata. Dasar salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata, memungkinkan difusi obat dalam cairan mata dan tetap mempertahankan aktivitas obat dalam jangka waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang tepat. Vaselin merupakan dasar salep mata yang sering banyak digunakan. Beberapa dasar salep yang dapat menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air dan bahan dasar larut dalam air dapat digunakan untuk obat yang larut dalam air. Bahan dasar seperti ini memungkinkan dispersi obat larut air yang lebih baik, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata( Anonim,1995 : 12, 13 )
Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan; kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah bersifat baktriostatik. Bahan obat yang ditambahkan ke dalam dasar salep berbentuk larutan atau serbuk halus. Wadah untuk salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. Wadah salep harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama ( Anonim, 1995 : 12 ).
Sulfasetamid adalah senyawa antibakteri golongan sulfonamide yang mempunyai spectrum luas dan banyak digunakan terhadap bermacam – macam penyakit infeksi oleh kuman gram positif maupun negative, salahsatunya pada infeksi mata yang disababkan oleh kuman – kuman yang peka terhadap sulfonamide. Sulfasetamid merupakan sulfonamide aksi pendek yang mempunyai aktivitas bakterisid ( Tjay, 2002 : 22 ).

2. Formula

Obat paten      : Salep 24
Nama Obat     : Salep 90
Pabrik obat     : Pt. Washington Farma

ACIDI SALYCYLICI SULFURIS UNGUENTUM
Salep Asam Salisitat Belerang
R/ Tiap 10 g mengandung                     :
                                     Acidum Salicylicum                           :  200 mg
                                     Sulfur                                                 :  400 mg
                                     Vaselinum album hingga                    :  10  g
Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup rapat
Dosis               : 3 sampai 4 kali sehari, dioleskan

I.                   Perhitungan Bahan
·         Asam salisilat              : 200 mg x 20 : 400 mg : 0,4 g
                                             10
·         Sulfur                          : 400 mg x 20 : 800 mg : 0,8 g
                                          10
·         Vaseline album          :  20 (0,4 + 0,8 )
                                    = 18,8 g

II.                Cara Kerja
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Setarakan timbangan
3.      Timbanglah  :       
- asam salisilat 0,4 g
-          Sulfur 0,8 g
-          Vaseline album dikertas perkamen yang telah diolesi paraffin cair.
4.      Masukkan asam salisilat kedalam lumping. Gerus
5.      Tambahkan sulfur sedikit demi sedikit. Gerus
6.      Tambahkan Vaseline album sedikit demi sedikit gerus sampai homogeny
7.      Keluarkan dari lumpang . masukkan kedalam pot salep
8.      Beri etiket biru


Uraian Bahan
a.      Acid Salicylic
1.      Nama Latin                 : Acidum Salycylicum  
2.      Sinonim                       : Asam Salisilat
3.      Berat molekul              : 138,12
4.      Rumus kimia               : C7H6O3
5.      Pemerian                     : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna
putih; hamper tidak berbau; rasa agak manis dan tajam
6.      Kelarutan                    : Larut dalam 550 bagian air dalam 4 bagian etanol
(95%) P; mudah larut dalam klorofrom P dan dalam eter P;larut dalam ammonium asetat Pdinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat Pdan natrium sitrat P.
7.      Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik.
8.      Khasiat                        : Keratolitikum, anti fungi.

b.      Sulfur 
1.      Nama Latin                 : Sulfur Praecypitatum
2.      Sinonim                       : Belerang endap
3.      Berat molekul              : 32,06
4.      Pemerian                     : tidak berbau tidak berasa
5.      Kelarutan                    : Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah
larut dalam kardondisulpisa P,sukar larut dalam minyak zaitun P, sangat sukar larut dalam etano (95%) P.
6.      Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik.
7.      Khasiat                        : Penggunaan antiskabies
c.       Vaselin album
1.      Nama Latin                 : Vaselinum album
2.      Sinonim                       : Vaselin putih
3.      Pemerian                     : Massa lunak,lengket, bening, putih ;sifat ini
tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. 
4.       Kelarutan                   : Praktis tidak larut dalam air, dan dalam
etanol (95% ) P, larut dalam kloroform P, dalam eter P dan eterr minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah
5.      Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik.
6.      Khasiat                        : Penggunaan zat tambahan

KONTRAINDIKASI: 

-
Jangan gunakan obat lebih sering dari yang telah-ditentukan.
-
Jangan gunakan pada kulit yang mere'kah karena terpapar secara berlebihan oleh angin terbakar sinar matahari atau pada luka  terbuka.
-
Hanya untuk pemakaian luar,hindarkan kontak dengan mata  mulut dan hidung
-
Hentikan pemakaian bila terjadi iritasi Konsultasikan dengan dokter bila teriadi iritasi yang lebih parah.
-
Jangan gunakan obat di dekat panas,api,atau ketika merokok.
-
Jangan menggunakan obat topikal lain pada daerah yang sama selama menggunakan Medi-Klin TR Gel.
-
Lanjutkan pengobatan hingga didapatkan hasil maksimal.
-
Gunakan pelembab untuk mengurangi iritasi dan kekeringan kulit.
Efek Samping 
-          Iritasi kulit
-          sakit kepala yang parah, napas cepat, atau telinga berdengung


Nama Kelompok     :
1.       Herlinah
2.      Methalina Artiana
3.      Nuri alamsyah
4.      Shafira Aulia Ramadansyah
5.       Siti Sarah Arrahmah