Jumat, 17 Oktober 2014

Makalah Daun Dewa



Daun Dewa
Daun Dewa mempunyai nama latin (Gynura divaricata), orang China menyebutnya Samsit. Tinggi tanaman ini sekitar 30-40 cm, merupakan tumbuhan tegak, batang daun pendek lunak berbentuk segi lima, dengan penampang berbentuk lonjong dan berambut pada sisi luar.
Daun Dewa memiliki panjang 20 cm, lebar 10 cm, dengan tangkai pendek, bulat lonjong berdaging, berbulu halus, ujung daunnya lancip, bertoreh pada tepi daun serta warna hijau keunguan. Daun dewa juga memiliki bunga majemuk yang tumbuh di ujung batang, berkelopak hijau berbentuk cawan, dan benang sari berwarna kuning berbentuk jarum.

Perkembangbiakan
Tumbuh di daerah dengan ketinggian 200-800 meter di atas permukaan air laut (dpl), daun dewa berkembang biak dengan umbi atau stek batang.
Tak jarang bila penanganan tidak tepat, daun dewa bisa saja terserang hama. Salah satu hama yang sering menyerang daun dewa adalah kutu putih. Upaya pengendalian hama dapat menggunakan pestisida alami atau pestisida nabati. Kita dapat membuat sendiri pestisida nabati menggunakan daun mimba, akar tuba, dan tembakau. Dengan cara ditumbuk halus, lalu direndam air dan dibiarkan semalaman. Keesokan harinya ramuan tersebut disaring, kemudian dilarutkan dengan air hangat. Hasilnya disemprotkan pagi atau sore hari ketika cuaca cerah, tidak hujan, yang akan menghilangkan khasiat pembasmi hamanya. Hindari penyemprotan pada siang hari, karena sinar matahari yang terik dapat menguraikan bahan aktif pestisida organik tersebut.
Macam pupuk yang dapat digunakan untuk tanaman daun dewa adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi, kambing, kerbau ataupun ayam, dan pupuk organik atau yang alami seperti kompos.
Daun dewa dapat dipanen setelah mempunyai penampang daun yang lebar berwarna hijau tua dan berbentuk sempurna. Pengambilan daun dengan menggunakan pisau yang telah dibersihkan, sedangkan panen umbi dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6-8 bulan. Pada umur tersebut umbi sudah siap untuk disemai guna memperbanyak tanaman daun dewa.

Kandungan
Bagian yang digunakan untuk sarana pengobatan adalah daunnya yang mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan minyak atsiri.

Manfaat
- Analgesik (meredakan rasa nyeri) - Anti Inflamasi (anti radang) - Khasiat daun dewa melancarkan sirkulasi darah. - Daun dewa digunakan untuk obat menurunkan tekanan darah tinggi. - Khasiat daun dewa mengobati luka memar. - Daun dewa sebagai obat pereda rasa nyeri. - Khasiat daun dewa sebagai obat anti radang. - Daun Dewa obat untuk menghentikan pendarahan. - Khasiat daun dewa sebagai obat meluruhkan kencing. - Daun dewa adalah obat penurun panas. - Khasiat daun dewa sebagai obat kencing manis atau diabetes mellitus. - Daun dewa obat pembersih racun dalam tubuh.

Pengolahan
Pengolahan obat yang berasal dari daun dewa, bisa dengan daun segar yang disajikan langsung ataupun dalam bentuk ekstrak, yaitu daun disterilkan dan dikeringkan. Setelah benar-benar kering, daun digiling hingga menjadi tepung atau simplisia. Kemudian tepung disaring agar halus rata, lalu siap dimasukkan dalam kapsul.
Menurunkan Darah Tinggi
- Ambil 7 lembar daun dewa yang lebar dan siap panen. - Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. - Minum 2 kali sehari sesudah makan. - Lebih baik lagi kalau daun dewa dijadikan lalapan.
Obat Luka Memar
- Ambil daun dan umbi daun dewa seberat 20 gram. - Daun jarak segar 10 lembar. - Haluskan ketiga bahan, setelah halus tapalkan pada daerah yang sakit.
Daun Dewa Bisa digunakan untuk penyakit kulit seperti flek hitam pada wajah. Cara penggunaannya sangat sederhana yaitu dengan mengambil daunnya yang mempunyai getah lalu getahnya dioleskan pada flek hitam tersebut. Masih banyak manfaat bagi daun dewa tersebut. Seperti mengobati kencing manis, diabetes, dan penyakit dalam yaitu dengan cara meminum air rebusan daun tersebut yang sudah dikeringkan.daun dewa juga dapat digunakan sebagai obat penyakit kutil. cara penggunaan yaitu potong2 daun dewa lalu tempel pada kutil anda,ikat dengan kain atau hansaplast. niscaya kutil anda akan hilang.[butuh rujukan]




4.    DAUN DEWA
a.    Nama Tanaman asal
Daun Dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr.)
b.    Nama Latin
(Gynura segetum (Lour.) Merr.)

c.    Sinonim
G. pseudo-china DC.  = Gynura procumbens, (Lour.), Merr. = G. ovalis DC. = G. divaricata DC. =  Senecio divarigata L.
d.    Nama lokal
Ngokilo, sambung nyawa (Jawa), daun dewa (Jawa Tengah), San qi cao (China).
e.    Familia
Compositae
f.    Uraian
Daun dewa memiliki batang muda berwarna hijau dengan alur memanjang, bila agak tua bercabang banyak. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur sampai bulat memanjang dan bagian ujungnya lancip. Kedua permukaan daun berwarna putih dan berambut lembut. Permukaan daun berwarna hijau tua, bagian bawah berwarna hijau muda. Daun memiliki panjang 8-20 cm dan lebar 5 – 10 cm. Bunganya berwarna kuning berbentuk bonggol (kepala bunga) terletak di ujung batang,. Mempunyai umbi berwarna ke abu-abuan. Pada umumnya daun dewa ditanam di pekarangan sebagai tanam obat.
g.    Kandungan
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Netral, rasa khas. Anti coagulant, mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan. Menghilangkan panas dan membersihkan racun. KANDUNGAN KIMIA : Saponin, minyak atsiri, flavonoid.
h.    Keguanaa
DAUN  : 
Luka terpukul, melancarkan sirkulasi, menghentikan perdarahan (Batuk darah, muntah darah, mimisan), pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit binatang berbisa.
UMBI  :  
Menghilangkan bekuan darah (haematom) pembengkakan, tulang patah (Fraktur), perdarahan sehabis melahirkan.
i.    Cara Budidaya
o    Lokasi Tumbuh
Daun dewa dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian 1.200 m dpl (dari permukaan laut). Disamping itu, tanaman tersebut tumbuh di daerah yang beriklim sedang sampai basah dengan curah hujan 1.500 – 3.500 mm/tahun dengan tanah yang agak lembab sampai subur.
o     Persiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami bisa disiapkan dengan membuat bedengan–bedengan selebar 2 m dan panjangnya disesuaikan dengan lahan. Di bedengan tersebut dibuat lubang tanam dengan ukuran sekitar 20 x 20 x 20 cm.
o    Pembibitan
Memperbanyak tanaman daun dewa bisa dilakukan dengan stek batang dan tunas akar. Stek batang dibuat dengan panjang antara 15-20 cm dan bagian bawah batang dipotong miring agar daerah tumbuh perakaran menjadi lebih luas. Stek ditanam di persemaian  dengan cara dibenamkan sepertiga bagian ke dalam media tanam. Media tanam untuk persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 70:30 atau 50:50. Cara memperbanyak dengan tunas yang diambil dapat dengan atau tanpa akar. Penanaman tunas dilakukan seperti stek batang. Memperbanyak daun dewa sangat mudah dilakukan, yakni dengan cara stek cabang sekunder, umbi, atau tunas anakan. Penyiraman harus dilakukan setiap hari. Lama persemaian sekitar 3 bulan.
           Sementara itu, Penanaman daun dewa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.    Umbi tanaman bisa langsung ditanam, dalam beberapa hari, di atas umbi akan tumbuh anakan.
b.    Jika tingginya sudah mencapai 15-20 cm, anakan bisa dipisahkan dari umbinya, selanjutnya anakan tanpa akar tersebut dapat ditanam kembali.
c.    Jika tanaman sudah tua, dari atas tanaman timbul tangkai-tangkai anakan. Jika tingginya sudah mencapai 15 cm, dipotong dan ditanam kembali.
o    Pemupukan
 Pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organik, berupa pupuk kandang atau kompos. Pupuk tersebut diberikan sekitar 5 gram untuk setiap tanaman. Pupuk diberikan 3-7 hari sebelum penanaman dengan cara diaduk dengan tanah di dalam lubang tanam.


            1.      Klasifikasi Tanaman
Daun dewa memiliki nama latin Gynura segetum (Lour.) Merr., atau Gynura psedochina (L.) DC. Termasuk dalam famili Compositae atau Asteraceae. Tanaman ini sering disebut dengan beluntas cina atau samsit. Daun dewa merupakan tumbuhan semak yang tumbuh baik pada ketinggian  0-1000 meter diatas permukaan laut. Tanaman ini tubuh tegak dengan ketinggian mencapai 40 cm. batangnya berwarna hijau dengan garis alur memanjang dan hanya bercabang ketika sudah tua. Daunnya tunggal, berbentuk oval dan bertangkai pendek, berwarna hijau tua.

                                           
 
Panjang daun 8-20 cm dan lebar 5-10 cm. bunga terletak di ujung batang, warnanya kuning berbentuk bonggol. Buah mahkota dewa yang bulat, berwarna hijau ketika muda dan merah marun ketika tua, dengan ukuran bervariasi dari sebesar bola pingpong sampai sebesar apel dengan ketebalan kulit 0,1-0,5 mm. Tanaman ini diperbanyak dengan setek batang dan pemisahan umbi.

             2.      Kandungan Kimia
Kandungan kimia daun dewa adalah alkaloid, saponin, flavonoid, minyak atsiri, dan tannin.

             3.      Efek Farmakologis
Dalam farmakologi china, tanaman ini memiliki rasa khas dan bersifat netral.

             4.      Khasiat Tanaman
Khasiat daun dewa ini adalah sebagai untuk antihistamin, antioksidan, rematik, kencing manis, ginjal, tekanan darah tinggi sampai kanker antiradang, analgetik, penyejuk darah, pembersih darah dari racun, menstimulasi sirkulasi tubuh, antikoagulan atau penghancur darah yang beku, penghilang nyeri di persendiaan akibat rematik, dan menghilangkan panas. Daun dewa juga baik untuk pengobatan luka terpukul, tidak datang haid, bengkak payudara, kejang pada anak, masuk angin, digigit binatang berbisa, kutil, tumor, mencegah serang jantung dan stroke, asam urat, lever dan jerawat. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan adalah daunnya yang masih segar, kulit buah mahkota dewa, dan umbinya yang kering.

           5.    Simplisia daun dewa
Persiapan sebelum bahan digunakan adalah daun dibersihkan dengan menggunakan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada. Setelah itu dilakukan pengeringan dengan menggunakan oven dengan suhu 50oC sampai daun mahkota dewa benar-benar kering. Setelah daun mahkota dewa kering maka dilakukan penyerbukan. Pada Pembuatan ekstrak petroleum eter daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.), serbuk daun mahkota dewa seberat 500 gram disari dengan alat Soxhlet menggunakan pelarut petroleum eter. Pelarut yang digunakan adalah 2x sirkulasi dengan kecepatan sirkulasi 6-8 sirkulasi/jam.
Pembuatan ekstrak kental dengan Soxhlet ini dilakukan sampai zat aktif yang terdapat dalam daun mahkota dewa habis. Zat aktif habis ditandai dengan jernihnya pelarut yang digunakan. Apabila filtrat telah didapatkan maka filtrat dimasukkan ke dalam vaccum rota evaporator kemudian diuapkan pelarutnya sampai pelarutnya tidak menetes lagi. Penggunaan vaccum rota evaporator pada suhu 60-70 ÂșC dan 1,5 putaran. Ekstrak kental yang diperoleh ditimbang dan dihitung rendemennya.
Sedangkan pada Pembuatan fraksi etil asetat daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.), ekstrak kental yang diperoleh dilarutkan dalam etil asetat kemudian dilakukan fraksinasi dengan air, kemudian digojog di dalam corong pisah lalu didiamkan selama 24 jam agar fraksi etil asetat dan fraksi air terpisah sempurna. Setelah didiamkan selama 24 jam fraksi air beserta endapan-endapan yang ada didalamnya dikeluarkan. Hasil fraksi etil asetat disaring menggunakan corong buchner agar penyaringan lebih sempurna dan endapan yang ada didalamya benar-benar terpisahkan.


Salah satu tanaman yang digunakan untuk pengobatan asam urat adalah Sidaguri (Sida rhombifolia L.) atau daun dewa (Gynura segetum L. Merr.). Obat tradisional dari sidaguri atau daun dewa ini memang bisa digunakan secara sendiri atau satu jenis saja, bisa juga dengan racikan yang dicampur dengan bahan lainnya. Campuran yang sangat baik bagi pengobatan asam urat adalah dengan mencampur sidaguri bersama mahkota dewa. Dalam pengobatan tradisional, bagian sidaguri yang digunakan adalah seluruh bagian tumbuhan dengan kondisi segar atau dikeringkan. Sedangkan bagian daun dewa yang digunakan adalah daunnya yang masih segar, kulit buah mahkota dewa, dan umbinya yang kering.
Pada prinsipnya semua orang mengandung asam urat dengan kadar yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan metabolismenya. Kadar normal asam urat di dalam darah berkisar antara 2-7 mg% . Bila melebihi dari 7 mg%, maka kondisi tersebut akan dapat menimbulkan Gout akibat kristalisasi dalam persendian. Gout adalah serangan asam urat yang parah sehingga penderita benar-benar merasa kesakitan. Kondisi ini terjadi akibat ginjal tidak akan sanggup mengaturrnya sehingga kelebihannya akan menumpuk pada jaringan dan sendi. Tapi jangan salah, kadar asam urat dalam level rendah pun ternyata berbahaya juga karena dapat menimbulkan sakit akibat pelepasan kristal dari tempatnya menempel di persendian. Gout yang disebabkan oleh asam urat memang muncul sesekali karena metabolisme purin yang tidak normal. Makin tinggi kadar purin dalam darah akan meningkatkan kadar asam urat.
Sidaguri dan daun dewa memiliki kandungan kimia yang hampir sama. Persamaan Kandungan kimia dari dua tanaman tersebut adalah alkaloid, saponin, flavonoid, minyak atsiri, steroid dan tannin.
Penggunaan sidaguri sebagai obat tidak begitu sulit, hanya dengan mengkonsumsi seluruh bagian dari tanaman yaitu batang, daun dan akarnya. Untuk tujuan menyembuhkan asam urat, akar tanaman lebih berperan penting karena kandungan zat berkhasiat tersebut lebih tinggi di akar. Disarankan menggunakan satu batang lengkap tanaman sidaguri termasuk akarnya (100 g/tanaman), dicuci bersih lalu direbus dengan menggunakan air sebanyak satu liter. Air rebusan ditunggu sampai menjadi setengahnya, kemudian disaring. Air rebusan sidaguri rasanya sedikit langu, perlu ditambahkan sesendok gula pasir atau gula merah ke dalam air seduhan sehingga rasanya menjadi agak manis. Hal ini sebaiknya dilakukan selama tiga hari berturut-turut, sehingga proses penyembuhan asam urat lebih berhasil.
Penggunaan daun dewa sebagai obat asam urat adalah Untuk melihat pengaruh mahkota dewa terhadap kadar asam urat, seorang peneliti melakukan penelitian pada ayam jantan jenis lohman brown umur 2-4 bulan. Hasilnya, perasan daging mahkota dewa punya efek antihiperuresemia, dengan dosis tengah 13,16g/kg BB. Jadi dengan dosis diatas kadar asam urat sudah bisa turun.
Ekstrak daging buah mahkota dewa berkhasiat sebagai antihistamin, antialergi, bersifat sitotoksik terhadap sel kanker rahim, bersifat hapatoprotektif. Juga menurunkan kadar gula darah, antioksidan, menurunkan kadar asam urat.  Alkaloid, senyawa organic berfungsi sebagai detoksifikasi, menetralisir racun-racun di dalam tubuh. Saponin merupakan fitonutrien, sering disebut “deterjen alam”. Senyawa ini bersifat antibakteri dan antivirus. Juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan daya tahan, mengurangi kadar gula darah, mengurangi penggumpalan darah. senyawa saponin diklasifikasikan berdasarkan struktur aglikon ke dalam triterpenoid dan steroid saponin. Kedua senyawa tersebut mempunyai efek anti inflamasi, analgesik, dan sitotoksik Flavonoid berindikasi antiperadangan dan mencegah pertumbuhan kanker. Polifenol berfungsi sebagai antihistamin. Zat lain adalah tannin, sterol, terpen.

 

 

 

BAB III

PENUTUP


     A.      Kesimpulan
Berdasarkan dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kandungan kimia sidaguri dan daun dewa sebagai obat asam urat memiliki kesamaan kandungan kimia yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, minyak atsiri, steroid dan tannin. Dan memiliki perbedaan kandungan kimia, dimana pada daun sidaguri memiliki kandungan kimia yaitu fenol, asam amino, zat phlegmatic, kalsium oksalat, dan efedrin yang tidak dimiliki pada tanaman daun dewa. Sedangkan daun dewa juga memiliki kandungan kimia yaitu resin dan polifenol yang tidak dimiliki pada tanaman sidaguri.

     B.       Saran
Adapun saran yang diinginkan dari penulis untuk makalah ini adalah perlu dilakukan penelitian untuk efek yang terjadi atau timbul pada tubuh akibat dari campuran sidaguri dan daun dewa sebagai obat asam urat karena pada dua tanaman tersebut selain memiliki persamaan kandungan kimia juga terdapat perbedaan kandungan kimia.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2010, Hajar Asam Urat Dengan Sidaguri, http://bertanimandiri.blogspot. com/2010/05/hajar-asam-urat-dengan-sidaguri.html, Diakses tanggal 02 Oktober 2013.

Anonim, 2011, Akar Sidaguri Meringkan Asam Urat, http://aneka-infosehat. blogspot.com/2011/05/akar-sidaguri-meringankan-asam-urat.html, Diakses tanggal 02 Oktober 2013.

Dewani dan Maloedyn Sitanggang, 2006, 33 Ramuan Penakluk Asam Urat, PT Agromedia Pustaka, Jakarta.

Ente, 2012, Khasiat Tanaman Sidaguri, http://ente.blogdetik.com/tag/klasifikasi-sidaguri/, Diakses tanggal 02 Oktober 2013.

Suhendi, Andi, Nurcahyanti, Muhtadi, dan EM Sutrisna, 2011, Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Air Jinten Hitam (Coleus Ambonicus Lour) Pada Mencit Jantan galur balb-C Dan Standardisasinya, Majalah Farmasi Indonesia, 22(2), 77 – 84, 2011, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, Indonesia.

Utami, Dwi, 2011, Aktivitas Antiproliferasi Isolat 4 Ekstrak Petroleum Eter Daun Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Pada Sel Kanker  Serviks Manusia (HeLa), Molekul, Vol. 6. No. 2, 57 – 65, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Yogyakarta.

Utami, Prapti, dan Tim Lentera, 2003, Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Mellitus,  Penerbit PT Agromedia Pustaka, Tangerang.

1 komentar: