Suspensi
I.1 Definisi
a. Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hal 17
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung
partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
(Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hlm 18)
Suspensi Oral : sediaaan cair mengandung partikel
padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai,
dan ditujukan untuk penggunaan oral.
b. Farmakope
Indonesia III, Th. 1979, hal 32
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat
padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
c. USP XXVII, 2004, hal 2587
Suspensi oral :
sediaan cair yang menggunakan partikel-partikel padat terdispersi dalam
suatu pembawa cair dengan flavouring agent yang cocok yang dimaksudkan
untuk pemberian oral.
Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung
partikel-partikel padat yang terdispersi dalam suatu pembawa cair yang
dimaksudkan untuk pemakaian pada kulit.
Suspensi otic : sediaan cair yang
mengandung partikel-partikel mikro dengan maksud ditanamkan di luar
telinga.
d. Fornas Edisi 2 Th. 1978 hal 333
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat
padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau
sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa
zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang
ditetapkan. Yang pertama berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua
berupa serbuk untuk suspensi yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan.
Sediaan yang
digolongkan sebagai suspensi adalah :
1. Suspeni oral adalah sediaan cair mengandung partikel dapat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam golongan ini. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusikan terlabih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan.
2. Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk pengguanan pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai “lotio” termasuk dalam kategori ini.
3. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan telinga bagian luar.
4. Suspensi optalmik adalah sedaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensi haru dalam bentu termikronisasi agar tidak menimbulka iritasi atau goresan pada kornea. Supensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau menggumpal.
1. Suspeni oral adalah sediaan cair mengandung partikel dapat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam golongan ini. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusikan terlabih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan.
2. Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk pengguanan pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai “lotio” termasuk dalam kategori ini.
3. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan telinga bagian luar.
4. Suspensi optalmik adalah sedaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensi haru dalam bentu termikronisasi agar tidak menimbulka iritasi atau goresan pada kornea. Supensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau menggumpal.
Syarat suspensi
optalmik :
- Obat
dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi
dan atau goresan pada kornea.
- Suspensi
obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau
penggumpalan.
5. Suspensi
untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang
sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuklaruatan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan yang sesuai.
6. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuklaruatan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan yang sesuai.
Berdasarkan Istilah
1 . Susu, untuk
suspensi dalam pembawa yang mengandung air yang ditujukan untuk pemakaian
oral. (contoh : Susu Magnesia)
2 . Magma,
suspensi zat padat anorganik dalam air seperti lumpur, jika zat padatnya
mempunyai kecenderungan terhidrasi dan teragregasi kuat yang menghasilkan
konsistensi seperti gel dan sifat reologi tiksotropik (contoh : Magma
Bentonit).
3 . Lotio,
untuk golongan suspensi topikal dan emulsi untuk pemakaian pada kulit (contoh :
Lotio Kalamin)
Berdasarkan Sifat
1. Suspensi Deflokulasi
Partikel
yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila kecepatan sedimentasi
bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, maka kecepatannya akan lambat.
Gaya
tolak-menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip
diantara sesamanya pada waktu mengendap.
Supernatan
sistem deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan sedimentasi partikel
yang halus sangat lambat.
Keunggulannya
: sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu
yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang lambat.
Kekurangannya
: apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi karena terbentuk masa
yang kompak.
Sistem
deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak
dapat dipastikan apakah sistem akan tetap homogen pada waktu paronya.
2. Suspensi Flokulasi
Partikel
sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya
sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh
kelompok partikel sehingga ukurang agregat relatif besar.
Cairan
supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali bening yang disebabkan
flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan ukuran yang
bermacam-macam.
Keunggulannya
:sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah diredispersi.
Kekurangannya
: dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya
tinggi.
Flokulasi
dapat dikendalikan dengan :
a.
Kombinasi ukuran partikel
b.
Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.
c.
Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikel dalam suspensi.
Syarat Suspensi
1 . Suspensi
tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal
2 . Suspensi
yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat
antimikroba.
3 . Suspensi
harus dikocok sebelum digunakan
4 . Jika
dikocok, harus segera terdispersi kembali
5 . Suspensi
harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
6 . Zat
terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
7 . Dapat
mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi
8 . Kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
9 . Karakteristik
suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensoid tetap
agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan.
Menurut Fornas Edisi 2,
1978, hal 333
Pada pembuatan suspensi, untuk mencegah pertumbuhan
cendawan, ragi dan jasad renik lainnya, dapat ditambahkan zat pengawet yang
cocok terutama untuk suspensi yang akan diwadahkan dalam wadah satuan ganda
atau wadah dosis ganda.
Stabilitas
suspensi
Salah satu problem yang dihadapu dalam proses pembuatan suspensi adalah memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homo genitas dari partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :
Salah satu problem yang dihadapu dalam proses pembuatan suspensi adalah memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homo genitas dari partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :
1 . Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya. (dalam volume yang sama). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya. (dalam volume yang sama). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.
2 . Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental susu caira kecepatan alirannya makin turun (kecil). Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat didalamnya. Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan , gerakan turun dari partikel yang kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum “STOKES”
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental susu caira kecepatan alirannya makin turun (kecil). Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat didalamnya. Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan , gerakan turun dari partikel yang kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum “STOKES”
3 . Jumlah partikel (konsentrasi)
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalm jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakkan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalm jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakkan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4 . Sifat atau muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah mempengaruhi sifat alam. Maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah mempengaruhi sifat alam. Maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
Bahan
pensuspensi dari alam
Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengruhi oleh panas, ph dan fermentasi bakteri.
Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengruhi oleh panas, ph dan fermentasi bakteri.
Termasuk
golongan gom adalah :
·
Acasia
(pulvis gummi arabici)
Didapat sebagai
eksudat tanaman akasia sp,dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkohol,
bersifat asam. Viskositas optimum dari mucilagonya antara pH 5 – 9. Dengan
penambahan suatu zat yang menyebabkan pH tersebut menjadi diluar 5 – 9 akan
menyebabkan penurunan viskositas yang nyata. Mucilago gom arab denan kadar 35%
kekentalannya kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini mudah dirusak oleh
bakteri sehingga dalam suspensi harus ditambahkan zat pengawet(preservatif).
·
Chondrus
Chondrus
Diperoleh dari
tanaman chondrus crispus dan mamilosa, dapat larut dalam air, tidak larut dalam
alkihol, bersifat alkali. Ekstrak dari chondrus disebut caragen, yang banyak
dipakai oleh industri makanan. Caragen merupakan derivat dari saccharida, jadi
mudah dirusak oleh bakteri, sehingga perlu ditambahkan bahan pengawet untuk
suspensi tersebut.
·
Tragacanth
Tragacanth
Merupakan eksudat
dari tanaman astragalus gumnifera. Tragcanth sangat lambat mengalami hidrasi,
untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan, mucilago tragacath
lebih kental dari mucilago dari gom arab.mucilago tragacanth baik sebagai
stabilisator suspensi saja, tetapi bukan sebagai emulgator.
·
Algin
Diperoleh dari
beberapa spesies ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat dalam bentuk
garamnya yakni Natrium Alginat. Algin merupakan senyawa organik yang mudah
mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi dalam algin memerlukan bahan
pengawet. Kadar yang dipakai sebagai suspending agent umumnya 1 -2 %.
Golongan bukan gom
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat. Tanah liat yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada tiga macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah liatdimasukkan kedalam air mereka akan mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi. Karena peristiwa tersebut, kekentalancairan akan bertambah sehingga stabilitas dari suspensi menjadi lebih baik.
Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga penambahan bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi. Kebaikan bahan suspensi dari bahan tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu atau panas dan fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat.
Golongan bukan gom
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat. Tanah liat yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada tiga macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah liatdimasukkan kedalam air mereka akan mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi. Karena peristiwa tersebut, kekentalancairan akan bertambah sehingga stabilitas dari suspensi menjadi lebih baik.
Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga penambahan bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi. Kebaikan bahan suspensi dari bahan tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu atau panas dan fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat.
Bahan
pensuspensi sintesis
Derivat selulosa
Termasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa (methol, tylose), karbrsi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa. Dibelakang dari nama tersebut biasanya terdapat angka atau nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukkan kemampuanmenambah vislositas dari cairan yang dipergunakan untuk melarutkannya semakin besar angkanya bearti kemampuannya semakin tinggi. Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga diginakan sebagai laksansia dan bahan penghancur (disintergator) dalam pembuatan tablet.
Golongan organik polimer
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Cabophol 934 (nama dagang suatu pabrik). Merupakan serbuk putih bereaksi asam, sedikit larut dalam air, tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit,serta sedikit pemakaiannya. Sehingga bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memperoleh viskositas yang baik diperlukan kadar ± 1%. Carbophol sangat peka terhadap panas dan elektrolit. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan viskositas dari larutannya.
Derivat selulosa
Termasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa (methol, tylose), karbrsi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa. Dibelakang dari nama tersebut biasanya terdapat angka atau nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukkan kemampuanmenambah vislositas dari cairan yang dipergunakan untuk melarutkannya semakin besar angkanya bearti kemampuannya semakin tinggi. Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga diginakan sebagai laksansia dan bahan penghancur (disintergator) dalam pembuatan tablet.
Golongan organik polimer
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Cabophol 934 (nama dagang suatu pabrik). Merupakan serbuk putih bereaksi asam, sedikit larut dalam air, tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit,serta sedikit pemakaiannya. Sehingga bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memperoleh viskositas yang baik diperlukan kadar ± 1%. Carbophol sangat peka terhadap panas dan elektrolit. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan viskositas dari larutannya.
Metode pembuatan
suspensi
Suspensi dapat dibuat dengan cara :
Suspensi dapat dibuat dengan cara :
°
Metode
dispersi
Dengan cara
menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian
baru diencerkan. Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesukaran pada
saat mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak,
atau kontaminan pada serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah kemasukkan udara
sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi tergantung
besarnya sudut kontak antara zat terdispersi dengan medium. Bila sudut kontak ±
90 º serbuk akan mengambang diatas cairan . serbuk yang demikian disebut
memiliki sifat hidrofob. Untuk menurunkan tegangan antar muka antar partikel
zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau welling
agent.
°
Metode
praesipitasi
Zat yang hendak
didespersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan
air. Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan dengan larutan pensuspensi
dalam air. Akan tetapi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi.
Caiaran organik tersebut adalah etanol, propilenglikol dan polietilenglikol.
Sistem
pembentukan suspensi
\
Sistem
flokulasi
Dalam sistem
flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan pada
penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali.
\
Sistem
deflokulasi
Dalam sistem
deflokulasi partikel deflokulasi mengendap dan akhirnya membentuk sedimen,
dimana terjadi agregasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan sulit
tersuspensi kembali.
Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :
Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :
~
Deflokulasi
a. Partikel suspensi dalam keadaan terpisah
satu dengan yang lain.
b. Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing
partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal.
c. Sedimen terbentuk lambat.
d. Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras
dan sukar terdispersi lagi.
e. Ujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi
dalam waktu relatif lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.
~
Flokulasi
a. Partikel merupakan agregat yang bebas.
b. Sedimen terjadi cepat
c. Sedimen terbentuk cepat
d. Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan
padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula
e. Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab
sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan
nyata.
Penggunaan
Suspensi dalam Farmasi
1)
Beberapa orang terutama anak-anak sukar
menelan obat yang berbentuk tablet / zat padat. Oleh karena itu
diusahakan dalam bentuk larutan. Kalau zat berkhasiat tidak larut dalam
air, maka bentuk suspensi-dimana zat aktif tidak larut-terdispersi dalam medium
cair merupakan suatu alternatif.
2)
Mengurangi proses penguraian zat aktif
didalam air. Untuk zat yang sangat mudah terurai dalam air, dibuat bentuk
yang tidak larut. Dengan demikian, penguraian dapat dicegah.
Contoh : untuk menstabilkan Oxytetrasiklin HCl di dalam
sediaan cair, dipakai dipakai garam Ca karena sifat Oxytetrasiklin yang mudah
sekali terhidrolisis di dalam air.
3)
Kontak zat padat dengan medium
pendispersi dapat dipersingkat dengan mengencerkan zat padat medium dispersi
pada saat akan digunakan. Contoh : Ampisilin dikemas dalam bentuk granul,
kemudian pada saat akan dipakai disuspensikan dahulu dalam medim
pendispersi. Dengan demikian maka stabilitas ampisilin untuk 7 hari
pada temperatur kamar masih dapat dipenuhi.
4)
Apabila zat aktif sangat tidak stabil
dalam air, maka digunakan medium non-air sebagai medium pendispersi.
Contoh : Injeksi Penisilin dalam minyak dan Phenoxy penisilin dalam
minyak kelapa untuk oral.
5)
Sediaan suspensi yang terdiri dari
partikel halus yang terdispersi dapat menaikkan luas permukaan di dalam saluran
pencernaan, sehingga dapat mengabsorpsi toksin-toksin atau menetralkan asam
yang diproduksi oleh lambung. Contoh Kaolin, Mg-Karbonat, Mg-Trisilikat.
(antasida/Clays)
6)
Sifat adsorpsi daripada serbuk halus
yang terdispersi dapat digunakan untuk sediaan yang berbentuk inhalasi.
Zat yang mudah menguap seperti mentol, Ol. Eucaliptus, ditahan dengan
menambah Mg-Karbonat yang dapat mengadsorpsi tersebut.
7)
Dapat menutup rasa zat berkhasiat yang
tidak enak atau pahit dengan lebih baik dibandingkan dalam bentuk
larutan. Untuk suspensi Kloramfenikol dipakai Kloramfenikol Palmitas yang
rasanya tidak pahit.
8)
Suspensi BaSO4 untuk kontras
dalam pemeriksaan X-Ray.
9)
Suspensi untuk sediaan bentuk aerosol.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Suspensi
I.
Kecepatan sedimentasi
Untuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi
dapat dipakai sebagai pegangan supaya suspensi stabil, tidak cepat mengendap,
maka :
a. Perbedaan
antara fase terdispersi dan fase pendispersi harus kecil, dapat menggunakan
sorbitol atau sukrosa. BJ medium meningkat.
b. Diameter
partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan blender / koloid mill
Memperbesar viskositas dengan menambah suspending
agent.
II.
Pembasahan serbuk
Untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting
agent atau surfaktan, misal : span dan tween.
III.
Floatasi (terapung), disebabkan oleh :
a. Perbedaan
densitas
b. Partikel
padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada permukaan
c. Adanya
adsorpsi gas pada permukaan zat padat. Hal ini dapat diatasi dengan
penambahan humektan.
Humektan
ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat padat. Mekanisme humektan
: mengganti lapisan udara yang ada di permukaan partikel sehingga zat
mudah terbasahi. Contoh : gliserin, propilenglikol.
IV.
Pertumbuhan kristal
Larutan air suatu
suspensi sebenarnya merupakan larutan jenuh. Bila terjadi perubahan suhu
dapat terjadi pertumbuhan kristal. Ini dapat dihalangi dengan penambahan
surfaktan.
Adanya polimorfisme
dapat mempercepat pertumbuhan kristal.
Hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah kristalisasi:
ü Gunakan
partikel dengan range ukuran yang sempit
ü Pilih
bentuk kristal obat yang stabil
ü Cegah
penggunaan alat yang membutuhkan energi besar untuk pengecilan ukuran partikel
ü Gunakan
pembasah
ü Gunakan
colloidal pelindung seperti gelatin, gums, dan lain-lain yang akan membentuk
lapisan pelindung pada partikel
ü Viskositas
ditingkatkan
ü Cegah
perubahan suhu yang ekstrim
Hal-hal yang memicu
terbentuknya kristal:
ð Keadaan
super jenuh
ð Pendinginan
yang ekstrim dan pengadukan yang cepat
ð Sifat
aliran pelarut yang dapat mengkristalkan zat aktif, dalam ukuran dan bentuk
yang bervariasi
ð Keberadaan
cosolutes, cosolvent, dan absorbent
ð Kondisi
saat proses pembuatan.
V.
Pengaruh gula (sukrosa)
à Suspending
agent dengan larutan gula : viskositas akan naik
à Adanya
batas konsentrasi gula dalam campuran dengan suspending agent. Bila batas
ini dilalui polimer akan menurun.
à Konsentrasi
gula yang besar juga dapat menyebabkan kristalisasi yang cepat
à Gula
cair 25 % mudah ditumbuhi bakteri, perlu pengawet. (tidak lebih dari 30 %; hati-hati
cap locking)
à Hati-hati
jika ada alkohol dalam suspensi
VI.
Metode dispersi : Deflokulasi dan
Flokulasi
VII.
Pengaruh
alat-alat pendispersi, menyebabkan :
© Variasi
pada ukuran partikel berhubungan dengan RPM Shearing Force
© Variasi
pada sifat-sifat suspensi
Kelemahan dan Keuntungan suspensi
Keuntungan sediaan suspensi antara lain sebagai berikut :
Keuntungan sediaan suspensi antara lain sebagai berikut :
1 . Bahan
obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepasnya
obat .
2 . Beberapa
bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan.
3 . Obat
dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena
rasa obat yang tergantung kelarutannya.
4 . Baik
digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-anak.
5 . Homogenitas
tinggi
6 . Lebih
mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara
zat aktif dan saluran cerna meningkat).
7 . Dapat
menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)
8 . Mengurangi
penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut
:
1 . Rasa
obat dalam larutan lebih jelas.
2 . Tidak
praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet,
dan kapsul.
3 . Rentan
terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan
dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator .
4 . Kestabilan
rendah (pertumbuhan kristal jika jenuh, degradasi, dll)
5 . Jika
membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya
turun.
6 . Alirannya
menyebabkan sukar dituang
7 . Ketepatan
dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan
8 . Pada
saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (cacking,
flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.
9 . Sediaan
suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.
Alasan Penggunaan Suspensi Dalam Farmasi
Ø Zat
berkhasiat tidak larut dalam air.
Ø Zat
berkhasiat tidak enak atau pahit.
Ø Mengurangi proses penguraian zat aktif dalam
air.
Ø Kontak
zat padat dengan medium dispersi dipersingkat.
Ø Memperpanjang
pelepasan obat menggunakan pembewa minyak.
Westcott scissors titanium
BalasHapusWestcott scissors titanium. $20.00. titanium belt buckle Shop. Store. head titanium tennis racket Brand: USA. titanium gr 5 Product ID: edge titanium 919. Availability: 4. ford fusion hybrid titanium Store Number: 919. UPC: 919.
s766n4rrknf317 Bullets And Eggs,dildo,sex chair,huge dildos,sex chair,silicone sex doll,glass dildos,adult sex toys,sex toys o851s0mtdyw602
BalasHapus